7 Agen Mata-Mata Yang Ada Di Dunia Dan Terkenal

Hampir seluruh negara di dunia mempunyai badan intelijen atau agen rahasia. Keberadaan instansi intelijen sangatlah perlu bagi sebuah negara. Tugas utama agen rahasia ini adalah menyatukan informasi, mengambil data, melakukan tindakan propaganda, kegiatan mata-mata, dan bahkan menjalankan operasi tertentu untuk keperluan negara mereka.
Beberapa badan intelijen yang tenar diantaranya seperti CIA untuk Amerika Serikat dan MI6 untuk Inggris. Tak kalau Indonesia yang terhitung mempunyai badan intelijen bernama Badan Intelijen Negara (BIN), yang melatih para anggotanya di sekolah intelijen yang tersembunyi berasal dari perhatian publik.
Bahkan, baru-baru Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutarakan bahwa dirinya mengantongi data mengenai partai politik (parpol). Data tersebut, menurut dia, disuplai oleh intelijen Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan BIN.
1. Sir Francis Walsingham
Kepala badan intelijen di bawah pemerintahan Ratu Elizabeth I antara 1573 sampai 1590 adalah Sir Francis Walsingham. Ia memegang peran yang terlalu perlu dalam menyatukan informasi untuk pemerintahan Tudor.
Walsingham merekrut sumber informasi, pakar kriptografi, dan pakar pecah segel untuk merawat keperluan kerajaan. Upayanya sebagai mata-mata terhitung usaha strategis yang sukses selama serangan Armada Spanyol ke Inggris terhadap th. 1588 dan terhitung pelaksanaan Mary, Ratu Skotlandia, terhadap th. 1587.
Walsingham kerap disebut sebagai pelopor awal berasal dari MI5, badan kontra-intelijen dalam negeri pemerintah Inggris. Lambang mawar yang tersedia di dalam segel lilinnya bahkan jadi simbol yang diasosiasikan bersama dengan MI5.
2. Belle Boyd
Maria Isabella Boyd, yang lebih dikenal sebagai ‘Belle’, adalah seorang mata-mata Konfederasi yang dikenal sebab kekejamannya selama Perang Saudara Amerika. Dia direkrut oleh pihak Konfederasi setelah terlibat dalam pertengkaran sengit bersama dengan seorang tentara Union.
Saat itu, seorang pria yang tampaknya dalam situasi mabuk sudah https://www.homepws.com/ menghina Boyd dan ibunya. Sebagai balasannya, Boyd menembaknya sampai tewas. Setelah insiden tersebut, Boyd sukses jauhi penangkapan dan melanjutkan karirnya yang sukses dalam dunia spionase.
Baca Juga :
Selama perang, dia sukses memikat tentara dan pejabat yang berada dalam kubu Union, memancing mereka untuk bicara secara terbuka dan tanpa mereka menyadari membocorkan informasi strategis. Bahkan dikala dia pada akhirnya dipenjara, Belle mampu meraih informasi intelijen berasal dari penjaga Union yang mengawasi selnya.
3. Mata Hari
Lahir bersama dengan nama Margaretha Geertruida Zelle di Belanda, Mata Hari membentuk citra dirinya sebagai seorang penari eksotik bersama dengan warisan budaya Indonesia. Selama Perang Dunia Pertama, dia tenar atas penampilan panggungnya yang provokatif. Namun di balik itu semua, Mata Hari terhitung menjalani kehidupan ganda sebagai mata-mata.
Saat berperan sebagai seorang pelacur kelas atas, ia menjalin hubungan bersama dengan pria berpengaruh berasal dari beragam negara. Dari situlah Hari menyatukan dan menjajakan informasi kepada Jerman selama Perang Dunia Pertama.
Meski begitu, keberhasilan Hari sebagai mata-mata masih jadi subjek perdebatan. Ada yang berpendapat metode spionasenya tidak cukup efektif. Namun, tersedia terhitung argumen yang menyebutkan kontribusi Hari sudah memicu kematian kurang lebih 50.000 orang, sebab informasi intelijen yang diberikannya.
4. Fritz Joubert Duquesne
Fritz Joubert Duquesne, yang dilahirkan dan dibesarkan di Afrika Selatan, jadi saksi kekejaman yang dilakukan oleh Angkatan Darat Inggris selama Perang Boer. Ini terhitung penahanan ibu dan saudara perempuannya di kamp konsentrasi.
Karena rasa anti-Inggris yang mendalam, Duquesne sesudah itu direkrut sebagai mata-mata oleh Jerman selama Perang Dunia Pertama. Ia menyamar sebagai seorang ilmuwan, bersama dengan maksud untuk meraih akses ke kapal-kapal Inggris dan menyatukan informasi berharga.
Duquesne diperkirakan sudah melakukan serangkaian ledakan bom di sebagian kapal Inggris selama menjalankan tugas sebagai mata-mata. Bahkan mungkin ia terhitung bertanggung jawab atas tenggelamnya HMS Hampshire terhadap th. 1916, yang memicu Menteri Luar Negeri Inggris untuk Perang, Lord Kitchener terbunuh.
5. Lisa de Baissac
Mata-mata asal Mauritius yang mempunyai hubungan bersama dengan Inggris, Lise de Baissac, bekerja sebagai anggota unit yang terlalu rahasia berasal dari Eksekutif Operasi Khusus (SOE) Inggris selama Perang Dunia Kedua. Baissac diambil dalam tim SOE terhadap th. 1942, lantas mengawali misi spionase yang dilakukannya sendirian di wilayah Prancis yang diduduki oleh Jerman.
Selama kurang lebih 11 bulan, ia tinggal di markas besar Gestapo di Poitiers. Dengan menyamar sebagai seorang arkeolog amatir, Baissac sesudah itu menjelajah Prancis bersama dengan sepedanya untuk menyatukan informasi, senjata, dan juga membangun jaringan perlawanan untuk Sekutu. Selain itu, dia terhitung bertanggung jawab atas penyusunan rancangan rahasia untuk menopang para agen dan pemimpin perlawanan dalam lagi ke Inggris.
6. Dusan Popov
Dušan ‘Duško’ Popov, yang lahir di Serbia namun setia terhadap Inggris. Dia menjalani tugas sebagai agen rahasia MI6 selama Perang Dunia Kedua. Salah satu peristiwa paling tenar dalam karir spionase Popov berlangsung terhadap 1941. Tindakannya membuatnya yakin bahwa Jepang memiliki rencana serangan terhadap Pearl Harbor. Informasi ini dia sampaikan kepada FBI terhadap Agustus 1941, kurang lebih 4 bulan sebelum serangan sebetulnya terjadi.
Selama bekerja di bidang intelijen, Popov bekerja serupa bersama dengan penulis Ian Fleming, yang selagi itu menjabat sebagai Perwira Intelijen Angkatan Laut. Banyak yang menduga bahwa Popov jadi inspirasi bagi cii-ciri mata-mata fiksi yang terkenal, James Bond yang diciptakan oleh Fleming.
7. Anthony Blunt
Pada 1979, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mengutarakan bahwa seorang mata-mata Soviet sudah beroperasi berasal dari dalam Pemerintahan Inggris dan bertugas merawat lukisan Ratu. Agen ini adalah Anthony Blunt, seorang sarjana yang lulus berasal dari Universitas Cambridge dan mempunyai afiliasi kecenderungan Marxis. Blunt jadi bekerja di Kastil Windsor selama Perang Dunia Kedua.
Menurut Michelle Carter, penulis biografi berjudul “Anthony Blunt: His Lives,” Blunt sudah menyampaikan 1.771 dokumen kepada petugas intelijen Soviet antara 1941 dan 1945. Jumlah besar materi yang diberikan oleh Blunt memicu pihak Rusia sangsi bahwa dia mungkin bertindak sebagai agen rangkap tiga.
Pada awalnya, aksi Blunt dijaga bersama dengan rahasia untuk jauhi pengungkapan bahwa seorang mata-mata Soviet sudah sukses menyusup ke dalam inti kekuasaan Inggris. Namun, kebenaran ini pada akhirnya terungkap oleh Perdana Menteri Margaret Thatcher dalam pidatonya di House of Commons terhadap 1979.